Seung Nyang tidak terjatuh kejurang tapi ke sisi batu, dia ditolong oleh mantan kasim yang dia bebaskan dari penjara. Ternyata panah yang ditembakkan prajurit itu terhalang cermin yang tersembunyi dibalik baju Seung Nyang. Setelah siuman dari pingsannya Seung Nyang mencari anaknya di sungai, dia hanya menemukan selendang gendongan putranya saja. Tidak ada tanda-tanda keberadaan putranya, Seung Nyang menangis sejadi-jadinya sembari memanggil-manggil nama putranya.
Saat berjalan tanpa arah sembari memeluk selendang, tiba-tiba muncul sekelompok orang yang menculik Seung Nyang. Ternyata mereka adalah penjual budak, ketika berada di penampungan budak Seung Nyang menyadari ada secarik kertas yang menyembul dari dalam cermin yang retak miliknya. Ketika dibuka ternyata itulah surat berdarah milik...