Melihat sungai yang mengalir jernih Huang Rong begitu gembira lalu terjun ke air ditariknya Guo Jing kedalam sungai,, Guo Jing yang tumbuh besar di gurun pasir tidak bisa berenang Huang Rong pun mengajari Jing gege nya berenang,, tidak lama Guo Jing pun bisa berenang bolak balik dan juga menyelam.
Setelah berganti pakaian Guo Jing menyalakan api ungun lalu mereka pun menjemur pakaian mereka yang basah. Lalu duduk berdampingan.
Terdengar suara seperti akan hujan Huang Rong melihat kelangit ternyata itu suara perut Guo Jing yang kelaparan,, Huang Rong tertawa lalu terdengar suara kokokan ayam.
Tak lama kemudian matanglah ayam yang digulung dengan lumpur,, Guo Jing merasa aneh kenapa ayamnya dimasak dengan lumpur. Huang Rong pun menjelaskan kalau beginilah cara memasaknya karenanya disebut ayam pengemis.
Ketika mereka mau memotong ayamnya tiba-tiba terdengar suara, "Potong ayamnya menjadi tiga potong, pahanya berikan padaku" lalu muncullah dihadapan mereka seorang pengemis tua, pakaiannya banyak tambalann dan tangannya memegang sebuah tongkat.
Huang Rong yang matanya jeli dalam sesaat terkejut melihat jari pengemis itu cuma ada sembilan, satu dari lima jari tangan kanannya telah hilang.
Huang Rong terlihat senang lalu diperhatikannya wajah pengemis yang terus memandangi ayamnya, lalu lantas dia pun membagi dua ayamnya, yang separuh ia sodorkan pada orang tua itu. Pengemis itu menerimanya lalu memakannya dengan lahap sambil diselingi dengan minum arak. Guo Jing yang memang sedang lapar meminta pada Huang Rong tapi gadis itu malah memberi isyarat padanya.
Pengemis itu pun telah habis melahap ayam dia memuji lezatnya ayam itu, Huang Rong terlihat senang lalu disodorkannya sisa potongan ayam yang lain. Pengemis itu terlihat segan tapi akhirnya disambarnya juga sementara Guo Jing hanya bisa menelan ludah.
Melihat wajah Guo Jing pengemis itu tidak tega dikembalikannya sisa ayam itu. Huang Rong lalu menawarkan pengemis itu untuk mencicipi masakannya dan langsung disahuti.
Pengemis itu terlihat mondar-mandir tidak sabar menunggu masakan Huang Rong matang, Guo Jing mencoba menenangkannya lalu bertanya perihal jari tangan pengemis itu yang tidak ada satu.
Pengemis itupun menjelaskan tentang kebiasaannya jika ada masakan lezat maka jari telunjuknya akan bergerak-gerak sendiri karena kesal diapun memotong jarinya itu tapi tetap saja sifat kemaruknya pada makanan tidak ikut hilang. Guo Jing terlihat terkejut mendengarnya tak lama kemudian datanglah Huang Rong membawa masakannya.
Mereka pun menanyakan nama pengemis aneh itu lalu dia menyuruh mereka memanggilnya Hong Qigong. Tanpa ditunggu ditawarkan dua kali Qigong melahap makanan diatas meja, sambil sesekali memuji kelezatan makanannya.
Qigong berkata pada Guo Jing bahwa dia beruntung mendapat istri seperti Huang Rong dan merasa aneh kenapa pada saat dia masih muda tidak menemukan gadis seperti Huang Rong. Huang Rong terlihat malu dan sebaliknya Guo Jing merasa bangga.
Qigong menawarkan kedua muda mudi itu untuk makan Guo Jing yang memang sudah lapar segera melahap semangkuk nasi didepannya, Huang Rong tersenyum melihat kekasihnya itu.
0 komentar:
Posting Komentar