Episode dibuka dengan Yuwen Tuo mencari cermin Kunlun dan dia berhasil mendapatkannya di bawah tanah. Yuwen Tuo melihat cermin itu dan melihat masa depannya tepatnya melihat sebelah tangannya dipotong oleh Chen Jingchou. Dua prajurit menyusulnya, Yuwen Tuo menyerahkan cermin Kunlun pada mereka sementara dia ingin mencari Chen Fu.
Jingchou dan Yu'er dihadang beberapa prajurit Sui yang menginginkan cermin Kunlun. Yuwen Tuo melihat Jingchou dengan teropong, dia teringat dengan dengan gambaran di cermin Kunlun. Kembali ke Jingchou dan Yu'er, mereka mencoba melawan mereka terlalu kuat, Jingchou mendapat akal untuk berpura-pura mati yang lalu diikuti Yu'er tetapi para prajurit itu tidak peduli dan tetap ingin memotong-motong tubuh mereka.
Beruntung datang Chen Fu yang menolong mereka, lalu dia menyuruh Jingchou pergi dan harus mendengarkan ucapan Yu'er. Chen Fu melawan para prajurit Sui sendirian, dia teringat ketiga muridnya yang menebas tubuh mereka sendiri.
Yu'er kesal karena Jingchou tidak mengerti maksud gurunya, dia menjelaskan kalau sebenarnya Chen Fu berharap besar pada Jingchou dan yakin kalau suatu hari nanti Jingchou mampu melakukan sesuatu yang besar. Jingchou terlihat menyesal diapun mengajak Yu'er kembali tapi sesampainya disana tidak ada seorangpun.
Chen Fu berhasil mengalahkan prajurit-prajurit Sui lalu datang Yuwen Tuo menantangnya, dengan sengaja Yuwen Tuo memberi tahunya kalau cermin Kunlun sudah berhasil direbutnya dan sekarang berada dibawah bukit.
Dengan memanfaatkan air kencing, Jingchou menggiring penduduk desa yang sudah berubah menjadi zombie ketempatnya. Lalu Jingchou memutar rekaman ketika dia berpura-pura bertarung, Jingchou memulai pidatonya dia mengatakan bagaimana ia tahu bahwa ia adalah harapan semua orang, birapun dia tidak sehebat itu, tapi dia masih berusaha melakukan yang terbaik, tidak pernah menyerah atau malas satu hari pun. Pidatonya menggerakkan mereka untuk menangis, dan segera, 99 tetes air mata bisa dikumpulkan dan segera keajaiban terjadi para penduduk desa mulai sadar. Dan Jingchou mendapatkan kekuatan 99 dari tetes air mata.
Mao Huo berlari keluar lalu terguling ditanah, Jingchou segera menyusulnya diikuti Yu'er. Cahaya merah keluar dari tubuh Mao Huo, sebelum mati Mao Huo meminta maaf pada Jingchou karena selalu menganngapnya rendah dan berkata kalau dia sekarang percaya pada Pangeran Jingchou. Yu'er bertarung melawan Tao Tie yang sudah keluar dari tubuh Mao Huo, Jingchou menolongnya dan membuat Tao Tie melarikan diri.
Dengan menggunakan kekuatan 99 tetes air mata, Jingchou bertarung dengan Yuwen Tuo. Pertarungan berpindah tempat, Yuwen Tuo teringat dengan gambaran cermin Kunlun lalu dengan satu serangan Jingchou berhasil merusak salah satu perisai Yuwen Tuo.
Dengan menahan amarah Yuwen Tuo pergi, Jingchou pun ambruk dia berkata pada Yu'er hanya karena kekuatan 99 tetes air matalah dia bisa menang kali ini tapi kalau diteruskan dia pasti kalah.
Tao Tie menyerang prajurit-prajurit Sui, Chen Fu datang lalu dia melihat cermin Kunlun terlempar segera dia mengambilnya dan memasukkannya ke kantung penyimpanan. Tao Tie menyerang Chen Fu lalu dengan bantuan penduduk desa Chen Fu berusaha membekukan Tao Tie. Jingchou dan Yu'er datang, Chen Fu dan penduduk desa menyuruhnya pergi lalu dengan satu pukulan Chen Fu mendorong tubuh Jingchou hingga jauh terdorong.
Chen Fu meminta Yu'er menjaganya lalu dia melemparkan tempat menyimpan cermin Kunlun pada Jingchou dan memintanya untuk mengumpulkan 5 artefak suci dan menyelamatkannya. Chen Fu membekukan Tao Tie beserta dirinya dan penduduk desa, Jingchou hanya bisa memukul-mukul dinding es dihadapannya sambil menangis histeris memanggil gurunya sampai dia membenturkan kepalanya sendiri sampai pingsan. Yu'er menghampirinya lalu datang Hong Hong.
Kembali ke Yuwen Tuo, datang dua prajurit melapor padanya kalau cermin Kunlun hilang tapi Yuwen Tuo tidak marah dan malah menyuruh mereka istirahat. Dia lalu teringat dengan pertarungannya dengan Jingchou dan juga gambaran cermin Kunlun waktu itu.
Di kereta naga putih, Yu'er bersyukur Hong Hong bisa selamat dan kembali padanya Hong Hong juga senang bisa sembuh. Disamping mereka Jingchou tidur sambil terus mengigau memanggil gurunya.
Ketika Jingchou bangun, dia memiliki momen bagus, manis dengan Yu'er, dia lalu melihat pesan yang ditinggalkan gurunya, isinya harapan Chen Fu tentang Jingchou yang mulai sekarang harus mengukir jalannya sendiri dan bahwa dia tidak pernah meragukan Jingchou.
Yu'er memberi tahu artefak selanjutnya sebagai balas budi karena Jingchou pernah menyelamatkannya. Artefak selanjutnya adalah batu Nuwa dan letaknya di kota sungai bulan. Yu'er berkata nanti dia tidak akan mempermudah Jingchou, tapi Jingchou menyombongkan diri karena bisa mengalahkan Yuwen Tuo. Yu'er melangkah kembali ke kereta, Jingchou mengucapkan sampai jumpa dan kali ini dia memanggil Putri Taba. Tapi Yu'er membalas kalau dia tidak ingin bertemu Jingchou lagi.
Yuwen Tuo menemui kaisar yang sedang bersenang-senang juga terlihat Yang Su disana. beralih tempat Yuwen Tuo sedang melayani gurunya. Sekarang hari dimana Yuwen Tuo bisa bertemu ibunya. Yuwen Tuo melepas jubahnya lalu dia berbaring disebuah bak lalu Yang Su mengirimnya, sampailah Yuwen Tuo ditempt yang dikelilingi api. Terlihat sebuah gua berdinding es, Yuwen Tuo mengusap keringat diwajahnya dan mulai berjalan kesana.
0 komentar:
Posting Komentar